Selasa, 13 November 2012

Thomas Alva Edison - sukses story bag kedua


Ini adalah bagian kedua dari artikel saya tentang sukses story, dan tokoh kali ini adalah Thomas Alva Edison.

"jenius itu adalah 1% ilham ditambah 99% kerja keras"


Thomas Alva Edison dilahirkan di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari 1847. Tahun 1954 orang tuanya pindah ke Port Huron, Michigan.


Disini Thomas kecil tumbuh dan masuk di salah satu sekolah di daerah tersebut. Namun baru 3 bulan ia bersekolah suatu waktu Thomas kecil pulang sekolah dengan membawa secarik kertas, titipan sekolah buat orang tuanya. Segera ia menyerahkan kertas tersebut kepada ibunya dan isinya adalah sebagai berikut; Tommy, anak ibu sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah. Sang ibu kaget membaca isi kertas tersebut. Dan Nancy Edison, ibu Tommy pun bertekad untuk mendidik sendiri putranya. Tommy sejak kecil memang mengalami masalah pada pendengarannya, namun ibu Tommy menolak jika anaknya dikatakan idiot oleh pihak sekolah. Maka, proses pendidikan sang penemu besar pun dimulai oleh ibu nya sendiri. Pada usia sebelas tahun Edison membangun laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun kemudian dia berhasil membuat sebuah telegraf yang meskipun bentuknya primitif tetapi bisa berfungsi.

Tentu saja percobaan-percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, pada usia dua belas tahun Edison bekerja sebagai penjual koran dan permen di atas kereta api yang beroperasi antara kota Port Huron dan Detroit. Agar waktu senggangnya di kereta api tidak terbuang percuma Edison meminta ijin kepada pihak perusahaan kereta api, "Grand Trunk Railway", untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong kereta api. Di sanalah ia melakukan percobaan dan membaca literatur ketika sedang tidak bertugas. Tahun 1861 terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan. Topik ini menjadi perhatian orang-orang. Thomas Alva Edison melihat peluang ini dan membeli sebuah alat cetak tua seharga 12 dolar, kemudian mencetak sendiri korannya yang diberi nama "Weekly Herald". Koran ini adalah koran pertama yang dicetak di atas kereta api dan lumayan laku terjual. Oplahnya mencapai 400 sehari. Pada masa ini Edison hampir kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan. Tetapi dia tidak menganggapnya sebagai cacat malah menganggapnya sebagai keuntungan karena ia  banyak memiliki waktu untuk berpikir daripada untuk mendengarkan pembicaraan kosong. Tahun 1868 Edison mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf di Boston. Seluruh waktu luangnya dihabiskan untuk melakukan percobaan-percobaan tehnik. Tahun ini pula ia menemukan sistem interkom elektrik. Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang bersifat komersial. Penemuan pertamanya yang bersifat komersial adalah pengembangan stock ticker. Edison menjual penemuaannya ke sebuah perusahaan dan mendapat uang sebesar 40000 dollar. Uang ini digunakan oleh Edison untuk membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey. Di laboratorium inilah ia menelurkan berbagai penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia. Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar. Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam. (ref; http://galileo-pmii.tripod.com/artikel/edison.htm).



Saya percaya proses yang dijalani bukanlah hal yang mudah. Ibu sekaligus guru bagi Thomas Alva Edison, adalah sosok maestro bagi Penemu terbanyak sepanjang sejarah. Nancy memang tidak banyak dikenal oleh dunia ilmuwan, namun sesungguhnya apa yang diberikan oleh sang ibu lah yang telah membentuk karakter dan kepribadian yang kuat dalam diri Thomas. Ingat jenius itu adalah 1% ilham ditambah 99% kerja keras. Saya membayangkan Tommy bocah yang tuli dan dicap idiot harus dididik oleh seorang ibu rumah tangga, sampai saat ini saya terus berpikir kurikulum apa yang digunakan oleh sang ibu ?... (sepertinya pola pendidikan itu harus kita terapkan juga dinegara kita). Nancy mendidik Tommy kecil untuk tidak pernah berhenti saat menemui satu kegagalan, bahkan sebaiknya mencari alternative lain untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang sama.


Didikan sang ibu pun segera nampak pada sikap Tommy ketika berkutat dengan 9.998 kegagalan untuk menuju pada satu tujuan Penemuan Lampu Pijar. Penemu besar itu tidak berhenti sebelum tujuannya berhasil bahkan ketika dihadapkan pada ribuan kali kegagalan. Saya tak habis pikir, bagaimana mungkin kegagalan sebanyak itu tidak menghentikan Tommy. Sampai akhirnya pertanyaan tentang apa yang diberikan oleh sang ibu selama proses pendidikan rumah mengganggu saya kembali. Hmmmm mungkin disitu jawabannya. Nancy telah berhasil merubah cara pandang Tommy terhadap sebuah masalah. Karena sang ibu juga telah melakukannya saat mendidik putranya.


Dan kini, Thomas Alva Edison dikenal sebagai penemu terbanyak sepanjang sejarah yang telah mematenkan 1.039 penemuan atas namanya. Saat ditanya kenapa dia tidak berhenti ketika telah ribuan kali gagal, jawabannya singkat ; Dengan kegagalan tersebut, saya sekarang telah mengetahui ribuan cara agar lampu tidak menyala. Cara pandang positif, itulah yang ditanamkan Nancy dalam diri anaknya Tommy. Dan akhirnya saya tahu, apapun yang telah diberikan oleh sang ibu pada Tommy adalah sebuah langkah persiapan buat calon penemu terbesar sepanjang sejarah.


tokoh-tokoh besar dunia tidak tercipta begitu saja, mereka disiapkan….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar